Logo LAMI |
REPUBLIKA.CO.ID, CILILITAN -- Puluhan guru honorer di Kabupaten Bekasi melakukan demo di depan gedung Badan Kepegawaian Negara (BKN) Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (12/4). Aksi demo tersebut menuntut untuk verifikasi guru honorer agar dian
gkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Menurut salah satu guru honorer, Uri, dia sudah sepuluh tahun menjadi guru honorer namun sampai saat ini belum ada pengangkatan."Kami ingin ada kesejahteraan, gaji yang dibayarkan dibawah UMR," ujarnya.
Senada dengan Uri, Diar yang sudah mengabdi selama delapan tahun juga mengungkapkan hal yg sama. "Gaji kami perbulan hanya Rp 400 ribu, dan nggak ada tunjangan apapun," ujarnya.
Sementara itu satu orang guru honorer yang tidak mau disebutkan namanya mengaku, belum mendapatkan gaji selama enam bulan. "Sampai bulan ini gaji saya belum dibayar," ujarnya.
Aksi demo ini didampingi oleh Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI). Ketua LAMI, Jonly Nahampuan, mengatakan jumlah guru honorer di Kabupaten Bekasi sebanyak 3602 orang. Sedangkan jumlah yang diverivikasi dan divalidasi untuk pemerintah Kabupaten Bekasi sebanyak 278 orang. "Data tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, kami sudah berupaya untuk mengajukan ke Badan Kepegawaian Daerah namun selalu ada lempar tanggung jawab," ujar Jonly.
Apabila tuntutan mereka ditolak, guru-guru honorer tersebut siap untuk melakukan aksi mogok. "Hal ini menyangkut kepentingan guru honorer seluruh Indonesia, kalau tidak ada jawaban kami siap mogok ngajar, jangan sampai mereka pensiun dalam status honorer, karena mereka sudah lama mengabdi kepada bangsa dan harus diperhatikan kesejahteraanya," ujar Jonly
Aksi demo sempat memanas. Para demonstran menggoyang-goyangkan pagar depan gedung BKN agar bisa masuk. Selain itu, mereka juga sempat memblokir jalan di depan gedung BKN, sehingga menimbulkan kemacetan. Namun aksi tersebut dapat diredam oleh pihak kepolisian dari Polsek Kramatjati, Jakarta Timur.
Setelah satu jam berorasi. Perwakilan sepuluh orang guru dan tiga orang dari LAMI diperbolehkan masuk untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Ketua BKN. Sampai saat ini proses penyampaian aspirasi tersebut masih berlangsung
Sumber : Republika Online
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Rizky Jaramaya
Menurut salah satu guru honorer, Uri, dia sudah sepuluh tahun menjadi guru honorer namun sampai saat ini belum ada pengangkatan."Kami ingin ada kesejahteraan, gaji yang dibayarkan dibawah UMR," ujarnya.
Senada dengan Uri, Diar yang sudah mengabdi selama delapan tahun juga mengungkapkan hal yg sama. "Gaji kami perbulan hanya Rp 400 ribu, dan nggak ada tunjangan apapun," ujarnya.
Sementara itu satu orang guru honorer yang tidak mau disebutkan namanya mengaku, belum mendapatkan gaji selama enam bulan. "Sampai bulan ini gaji saya belum dibayar," ujarnya.
Aksi demo ini didampingi oleh Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI). Ketua LAMI, Jonly Nahampuan, mengatakan jumlah guru honorer di Kabupaten Bekasi sebanyak 3602 orang. Sedangkan jumlah yang diverivikasi dan divalidasi untuk pemerintah Kabupaten Bekasi sebanyak 278 orang. "Data tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, kami sudah berupaya untuk mengajukan ke Badan Kepegawaian Daerah namun selalu ada lempar tanggung jawab," ujar Jonly.
Apabila tuntutan mereka ditolak, guru-guru honorer tersebut siap untuk melakukan aksi mogok. "Hal ini menyangkut kepentingan guru honorer seluruh Indonesia, kalau tidak ada jawaban kami siap mogok ngajar, jangan sampai mereka pensiun dalam status honorer, karena mereka sudah lama mengabdi kepada bangsa dan harus diperhatikan kesejahteraanya," ujar Jonly
Aksi demo sempat memanas. Para demonstran menggoyang-goyangkan pagar depan gedung BKN agar bisa masuk. Selain itu, mereka juga sempat memblokir jalan di depan gedung BKN, sehingga menimbulkan kemacetan. Namun aksi tersebut dapat diredam oleh pihak kepolisian dari Polsek Kramatjati, Jakarta Timur.
Setelah satu jam berorasi. Perwakilan sepuluh orang guru dan tiga orang dari LAMI diperbolehkan masuk untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Ketua BKN. Sampai saat ini proses penyampaian aspirasi tersebut masih berlangsung
Sumber : Republika Online
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Rizky Jaramaya